Pages

2014-05-06

Mother

My Everything


Ibu,mendengar kata ibu membuatku rindu, dia adalah sosok wanita hebat dan super. Beliau begitu lembut dan penyayang, beliau tidak pernah mengharapkan lebih dari kita,namun melihat kita bahagia dan tersenyum,itu sudah cukup baginya, tawa kita adalah tawanya, dan sedih kita adalah sedihnya,beliau rela mengorbankan apapun untuk kita, untuk kebahagiaan buah hati yang sangat ia sayang i. Kadang pengorbanan itu jarang kita sadari atau malah kita abaikan, aku teringat beberapa peristiwa ku bersama ibu,peristiwa yang membuat aku sangat terharu dan tersentuh. Saat itu hari jum’at, setelah pulang kuliah aku segera bergegas untuk pulang, seperti biasa, jika aku akan pulang aku sudah packing semua perlengkapan untuk aku bawa pulang,jadi setelah kulliah aku bisa langsung menuju ke terminal. Sore itu sekitar pukul 4 sore aku yang diantar temanku menuju ke terminal,menunggu bus. 

Setelah aku naik bus,aku segera memberi kabar ibu ku lewat sms “ibu aku pulang”. Beberapa saat kemudian ibu ku menjawab “iya hati hati”. Itulah yang selalu aku lakukan,memberi kabar kepada ibuku, jarak yang harus aku tempuh yaitu sekitar 2,5 jam,maklumlah aku melanjutkan kuliah ke luar kota. Hari itu rasanya bahagia sekali bisa bertemu dengan keluarga dirumah, namun seperti biasa aku juga harus membagi waktuku untuk bertemu keluarga ku dirumah dan keluargaku di organisasi,memang sejak kecil aku suka sekali dengan organisasi, sehingga kini saat aku kuliah aku juga mengikuti organisasi, aku mengikuti BEM pusat di kampusku,tapi sayangnya aku harus bolak balik dengan jarak yang tidak dibilang dekat, kampus ku terbagi menjadi beberapa prodi yang di pecah di sejumlah kota, sedang tempat ku kuliah berada paling jauh dari kampus pusat, ya sekitar 5 jam waktu yang harus aku tempuh, beruntungnya rumahku berada di tengah tengah antara kampus pusat dan kampus tempatku belajar, sehingga aku selalu pulang kerumah. Layaknya hari ini, aku pulang ke rumah keluargaku untuk besok berangkat lagi ke kampus pusat. Kembali ke perjalananku tadi, selang 2 jam aku sudah sampai di terminal, dan aku memberi kabar kepada ayahku untuk menjemputku,
maklum lah rumahku di pinggir kota jadi membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di rumahku. Setelah ayahku menjemputku kami segera kembali kerumah, disana aku disambut sangat hangat oleh keluargaku, ibu,ayah,adek,kakek dan nenekku. Bisa aku lihat dari wajah ibuku beliau sedikit capai,namun masih tersenyum dan bersemangat. “minum dulu tehnya” katanya sambil menunjuk teh hangat yang berada di meja. Aku segera menghampiri teh tersebut dan ku minum, setelah itu aku mandi dan shalat magrib, sedang ibu ku menemani ayahku makan malam,namun aku tak melihat ibu ku juga makan, melihatku yang sudah rapi beliau menyuruhku makan “makan dulu,pasti belum makan” aku pun tersenyum dan segera mengambil makanan, saat aku makan ibuku mencuci piring dan setelah itu beliau menyetrika baju, “besok berangkat jam berapa?”tanya nya dengan sangat lembut “jam 3 bu”kataku, lalu aku ke belakang untuk mencuci piring ku, dan segera kembali ke ruang keluarga, wajah ibu begitu letih, aku tetap bisa menangkapnya walau dia menyembunyikan keletihanya di balik senyuman aku duduk bersama nenek dan adikku,kami melihat tv bersama “nak, cepetan istirahat,kamu pasti capek sekali,besok kan harus bangun pagi” aku terdiam mendengarnya, bukankah beliau yang harusnya beristirahat, seharian ibu mengurus rumah,memasak,melayani ayah dan adik , mencuci baju, mengurusi kakek dan nenek yang sudah lanjut usia dan pekerjaan lainya, beliau masih bisa memikirkanku. Padahal aku hanya kuliah duduk dan mendengarkan, tidur di bus. Apanya yang capek kalau harus di bandingkan dengan nya??dan hari itu pun aku menyadari ibu ku sulit tidur malam itu karena ia harus bangun lebih awal, bangun sebebelum aku, bener sekali jam 2 lebih aku masih merasa malas untuk bangun, lalu ibu masuk ke dalam kamarku “nak,ayo bangun sudah jam 2 lebih”dengan sangat hati hati ia membangunkanku, aku segera bangun dan mandi sedang ibu ku menyalakan kompor, sepertinya beliau menyiapkan minuman hangat untukku. “nak minum dulu tehnya biar hangat”katanya saat aku selesai mandi, “iya bu, nanti saja”aku tersenyum dan masuk kedalam kamarku menyiapkan semua untuk ke kampus,lalu keluar kamar saat semua sudah siap, ibu duduk di kursi dekat meja sambil tersenyum ‘’tehnya diminum dulu” aku segera mengambil teh hangat dan aku minum separoh “habisin biar hangat” katanya sangat lembut “sudah bu” kataku “jangan lupa obatnya dibawa, kalu sampai sana sms ibu ya nak,hati hati” aku merasa sangat beruntung sekali, beliau begitu perhatian dan penyayang,namun terkadang aku malah membuat bebanya semakin banyak, mengecewakan ibu, atau kadang membantah perkataan ibu,namun sama sekali ia tak pernah sakit hati malah menanggapi dengan lebih halus lagi, aku sering mengeluh capek di depannya padahal ia lebih capek dariku, aku pernah tak mau memakan masakannya padahal ia sudah susah payah memasak makanan untukku, aku juga pernah menyakiti hatinya meski ia sangat menjaga perasaan ku, bahkan aku sering mengabaikanya padahal ia selalu memperhatikanku, merawatku dan memberiku kasih sayang yang tulus, apa sekarang aku masih tega melakukannya ketika aku mengingat semua yang telah ia lakukan untukku? Apa aku masih sanggup melihatnya menderita karena ke egoisanku? Aku tak tega, sama sekali tidak, aku ingin membuatmu bahagia bersama ku, aku ingin melihat air mata bahagia mu karena aku telah membuatmu bangga bukan air mata kesedihan karena membuatmu menderita, aku sayang ibu, selalu sayang ibuku Selamanya..... You are my everything Mother

No comments:

Post a Comment