My Everything
Ibu,mendengar kata ibu membuatku
rindu, dia adalah sosok wanita hebat dan super. Beliau begitu lembut dan
penyayang, beliau tidak pernah mengharapkan lebih dari kita,namun melihat kita
bahagia dan tersenyum,itu sudah cukup baginya, tawa kita adalah tawanya, dan
sedih kita adalah sedihnya,beliau rela mengorbankan apapun untuk kita, untuk
kebahagiaan buah hati yang sangat ia sayang i. Kadang pengorbanan itu jarang
kita sadari atau malah kita abaikan, aku teringat beberapa peristiwa ku bersama
ibu,peristiwa yang membuat aku sangat terharu dan tersentuh. Saat itu hari jum’at,
setelah pulang kuliah aku segera bergegas untuk pulang, seperti biasa, jika aku
akan pulang aku sudah packing semua perlengkapan untuk aku bawa pulang,jadi
setelah kulliah aku bisa langsung menuju ke terminal. Sore itu sekitar pukul 4
sore aku yang diantar temanku menuju ke terminal,menunggu bus.
Setelah aku naik
bus,aku segera memberi kabar ibu ku lewat sms “ibu aku pulang”. Beberapa saat
kemudian ibu ku menjawab “iya hati hati”. Itulah yang selalu aku
lakukan,memberi kabar kepada ibuku, jarak yang harus aku tempuh yaitu sekitar
2,5 jam,maklumlah aku melanjutkan kuliah ke luar kota. Hari itu rasanya bahagia
sekali bisa bertemu dengan keluarga dirumah, namun seperti biasa aku juga harus
membagi waktuku untuk bertemu keluarga ku dirumah dan keluargaku di
organisasi,memang sejak kecil aku suka sekali dengan organisasi, sehingga kini
saat aku kuliah aku juga mengikuti organisasi, aku mengikuti BEM pusat di
kampusku,tapi sayangnya aku harus bolak balik dengan jarak yang tidak dibilang
dekat, kampus ku terbagi menjadi beberapa prodi yang di pecah di sejumlah kota,
sedang tempat ku kuliah berada paling jauh dari kampus pusat, ya sekitar 5 jam
waktu yang harus aku tempuh, beruntungnya rumahku berada di tengah tengah
antara kampus pusat dan kampus tempatku belajar, sehingga aku selalu pulang
kerumah. Layaknya hari ini, aku pulang ke rumah keluargaku untuk besok berangkat
lagi ke kampus pusat. Kembali ke perjalananku tadi, selang 2 jam aku sudah sampai
di terminal, dan aku memberi kabar kepada ayahku untuk menjemputku,
maklum lah
rumahku di pinggir kota jadi membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di
rumahku. Setelah ayahku menjemputku kami segera kembali kerumah, disana aku
disambut sangat hangat oleh keluargaku, ibu,ayah,adek,kakek dan nenekku. Bisa aku
lihat dari wajah ibuku beliau sedikit capai,namun masih tersenyum dan
bersemangat. “minum dulu tehnya” katanya sambil menunjuk teh hangat yang berada
di meja. Aku segera menghampiri teh tersebut dan ku minum, setelah itu aku
mandi dan shalat magrib, sedang ibu ku menemani ayahku makan malam,namun aku
tak melihat ibu ku juga makan, melihatku yang sudah rapi beliau menyuruhku
makan “makan dulu,pasti belum makan” aku pun tersenyum dan segera mengambil
makanan, saat aku makan ibuku mencuci piring dan setelah itu beliau menyetrika
baju, “besok berangkat jam berapa?”tanya nya dengan sangat lembut “jam 3 bu”kataku,
lalu aku ke belakang untuk mencuci piring ku, dan segera kembali ke ruang keluarga,
wajah ibu begitu letih, aku tetap bisa menangkapnya walau dia menyembunyikan
keletihanya di balik senyuman aku duduk bersama nenek dan adikku,kami melihat
tv bersama “nak, cepetan istirahat,kamu pasti capek sekali,besok kan harus
bangun pagi” aku terdiam mendengarnya, bukankah beliau yang harusnya
beristirahat, seharian ibu mengurus rumah,memasak,melayani ayah dan adik ,
mencuci baju, mengurusi kakek dan nenek yang sudah lanjut usia dan pekerjaan
lainya, beliau masih bisa memikirkanku. Padahal aku hanya kuliah duduk dan
mendengarkan, tidur di bus. Apanya yang capek kalau harus di bandingkan dengan
nya??dan hari itu pun aku menyadari ibu ku sulit tidur malam itu karena ia
harus bangun lebih awal, bangun sebebelum aku, bener sekali jam 2 lebih aku
masih merasa malas untuk bangun, lalu ibu masuk ke dalam kamarku “nak,ayo
bangun sudah jam 2 lebih”dengan sangat hati hati ia membangunkanku, aku segera
bangun dan mandi sedang ibu ku menyalakan kompor, sepertinya beliau menyiapkan
minuman hangat untukku. “nak minum dulu tehnya biar hangat”katanya saat aku
selesai mandi, “iya bu, nanti saja”aku tersenyum dan masuk kedalam kamarku
menyiapkan semua untuk ke kampus,lalu keluar kamar saat semua sudah siap, ibu
duduk di kursi dekat meja sambil tersenyum ‘’tehnya diminum dulu” aku segera
mengambil teh hangat dan aku minum separoh “habisin biar hangat” katanya sangat
lembut “sudah bu” kataku “jangan lupa obatnya dibawa, kalu sampai sana sms ibu
ya nak,hati hati” aku merasa sangat beruntung sekali, beliau begitu perhatian
dan penyayang,namun terkadang aku malah membuat bebanya semakin banyak,
mengecewakan ibu, atau kadang membantah perkataan ibu,namun sama sekali ia tak
pernah sakit hati malah menanggapi dengan lebih halus lagi, aku sering mengeluh
capek di depannya padahal ia lebih capek dariku, aku pernah tak mau memakan
masakannya padahal ia sudah susah payah memasak makanan untukku, aku juga
pernah menyakiti hatinya meski ia sangat menjaga perasaan ku, bahkan aku sering
mengabaikanya padahal ia selalu memperhatikanku, merawatku dan memberiku kasih
sayang yang tulus, apa sekarang aku masih tega melakukannya ketika aku
mengingat semua yang telah ia lakukan untukku? Apa aku masih sanggup melihatnya
menderita karena ke egoisanku? Aku tak tega, sama sekali tidak, aku ingin
membuatmu bahagia bersama ku, aku ingin melihat air mata bahagia mu karena aku
telah membuatmu bangga bukan air mata kesedihan karena membuatmu menderita, aku
sayang ibu, selalu sayang ibuku Selamanya..... You are my everything Mother
No comments:
Post a Comment