Senja di stasiun kereta
atiku yang membeku telah mencair seiring
dengan munculnya matahari dalam hidupku.gedung sekolah ini menjadi saksi
pertemuan antara kumbang dengan sekuntum bunga yang mulai merekah. Sungguh
cepat waktu berlari,kini kumbang yang slama ini hanya ada di angganku sekarang
bayangnya mulai memenuhi lubuk hatiku. Seiring berjalannya waktu,kumbang itupun
berhasil mencuri nektar sang bungga. Pagi itu dikala udara masih begitu
dingin,embunpun masih menyelimuti di setiap jalan yang ku lewati, ku melihatnya
terpaku,seorang yang tenggah memperhatikan langkahku, pemuda itu tersenyum
kecil dan menata posisinya yang semula bersandar pada tiang koridor sekolah.
Saat aku tepat berada di depannya,dia meraih tangganku untuk menghentikan
langkahku,matanya seolah memberi isyarat bahwa dia ingin berbicara padaku. Ku
pun mengangguk tanda mau dan ku dengarkan di setiap kalimat yang di
ucapnya.hingga tiba di suatu kata kata yang membuatku tidak menyangka. seakan
waktu berhenti dan tiada kehidupan saat dia menyatakan perasaannya
kepadaku, “I love you” pandangannya
begitu dalam dan matanyapun berbinar binar,bukan hanya aku saja yang tersentak
mendengar perkataannya tapi juga ke 3 sahabatku yang tidak jauh dari belakangku.matanya menatapku
erat erat seakan mencari jawaban di balik bola mataku,kupun tak bisa berkata
kata,entah mengapa mulut ini masih terkunci, lidah ini terasa kelu, dengan
tetesan keringat dingin yang menyelimuti sekujur tubuhku.
Dan hal yang membuat jantungku berhenti
berdetak saat itu,ketika kedua tangannya menyentuk ke dua tangan ku.
Pandangankupun kosong,tak tau apa yang harus terucap dari bibirku,
“aku
ingin kau mengisi separuh hatiku yang telah hilang alea” tubuhkku tak berhenti
bergetar mendengarnya,ku lirikkan pandanganku ke arah 3 sahabatku yang tenggah
menyaksikan dramatikal cinta antara aku
dan stevan, seolah dari pancaran mata mereka berkata “trima alea”
Sentuhan lembut anggin masuk dan menyentuh
hatiku yang semula kaku,hingga terbuka lebar mataku akan keberadaan sosok
pangeran yang tengah membisik kalimat cinta padaku
“aku
trima semua keputusanmu alea”katanya dan terlihat wajahnya gugup dalam
kesunyian. Seakan pasrah akan apa yang menjadi keputusanku.......
“aaaku....”kataku
sambil menundukkan wajahku
“aku
merasakan apa yang kau rasakan stev”
terucap suatu kata kata dari lubuk hatiku yang entah mengapa bisa aku
ucapkan padanya,seketika wajahnya berubah seperti musim semi,ada kehidupan
disana,kehidupan baru yang tak pernah aku rasakan sebelumnya dalam hidupku
***
Saat
ini hari hari ku terkesan lebih bewarnya,aku mempunyai sahabat yang selalu
mengiringi langkahku dan seorang kekasih yang selalu melukiskan keindahan dunia
di hatiku,namun tak pernah aku membayangkan,semua keindahan itu cepat pupus dsn
lenyap oleh waktu, cintaku terhalang oleh tembok dunia ketika stasiun kereta
ini menyaksikan air mataku,kini matahari sudah berada di barat,aku tetap
menunggu dengan kecemasan. aku yang kini di temanani 3 sahabatku, tenggah
mengantarkan bintangku berpamitan ke ibu kota.
Suasana sungguh bising,kulihat banyak pedagang asongan,para pengemis dan orang
orang yang mengantarkan sanak saudara mereka, seperti halnya aku,yang sedang
mengantar kekasihku untuk belajar di ibu kota,ku
tatap erat wajahnya hingga gerimispun datang membasahi pipiku,dan dia
mengusapkan air mataku dengan kedua tangganya
“jangan
nangis,hey,,,,mukanya kayak nenek nenek,jelek ah,,,,aku akan kembali untukmu
al”
Seakan hatiku tak mampu untuk
melepasnya,tapi apa daya lagi,hidup ini pilihan, semakin deras hujan yang
membasahi pipiku, ketika kereta mulai di jalankan pelan pelan,dia melambai
lambaikan tanggannya ke arahku, aku berlari mengejar kereta itu sambil
berteriak teriak memanggil stevan, hingga aku tersandung dan terjatuh,namun
sahabatkulah yang menenangkan aku. Kini semenjak peristiwa di stasiun itu,aku
menjadi sosok alea yang berbeda,aku lebih suka melamun dan menyendiri. Hidupku
kini terasa hampa terasa sunyi, bagai bumi tak tehuni.tiap kali,ku pandangi
hanphone ku,namun tak ku lihat sms kan datang darinya, telah hampir setengah
tahun dia pergi untuk meninggalkanku,tapi sepucuk suratpun tak kunjung datang
darinya, hingga suatu senja saat aku berada di stasiun kereta itu,aku
menyendiri di antara pohon pohon yang sedang berdansa,kurasakan sentuhan lembut
menutup ke dua mataku
“siapa
ini????” kataku
“aku
sudah datang alea” suara itu,,,,,ya,,,,,,aku sangat mengenal suara itu,ku
lepaskan tangan yang menutup mataku,seketika ku balikkan badanku,
“stevan?”
dia tersenyum,aku secepatnya meraih tangannya dan ku peluk dia se erat mungkin,
“aku
tau kamu akan kembali stev,aku sanggat percaya sama kamu”
Sekarang jiwaku terasa hidup kembali,burung
burung senjapun ikut bernyanyi menyambut pertemuan sepasang kekasih yang tak
pernah bertemu.tak akan ku lepaskan lagi,tak akan ku biarkan tembok dunia menghadang
kami berdua. Wajahku kini cerah secerah suasana pagi ini,ku tebarkan senyuman
kebahagiaan,merekapun menatapku aneh,terlebih ke 3 sahabatku.
Menggapa dengan alea hari ini??? Pasti
suatu pertanyaan yang terbayang bayang
di benak mereka,hanya terbayang dan mereka tak berani menanyakan itu,yang
terpenting,wajahku berubah menjadi taman bunga yang bersemi.mereka pun tak
mengetahui kekasihku telah kembali,hanya aku dan stevan yang tahu.
***
Terkadang
hidup ini seperti pelangi,penuh warna kebahagiaan,namun hidup ini bisa seperti
kegelapan,suram penuh dengan derita,kini aku yang telah menemukan pelangiku
berharap bahwa ini bukanlah sekedar mimpi. Tapi ini kenyataan yang akan
membawaku dalam kecerahan bukan dalam keterpurukan.hari libur ini,aku yang biasa
menghabiskan waktu bersama ke 3 sahabatku,sekarang aku lebih memilih untuk
menghabiskan waktuku bersama stevan kekasihku,diapun mengajakku ke suatu tempat
yang indah,dengan suasana yang masih begitu asri,terdapat bukit bukit yang
menghijau dengan suasana pegunungan yang indah,kurasakan sentuhan angina yang
sedang bermain main dengan mahkotaku.
“alea,,,,aku
punya sesuatu buat kamu” dia mengeluarkan sesuatu dari kantong celana jeans
nya,sebuah kalung yang terukir huruf “SA” yang menjadi lambing nama kami berdua,lalu
dia memakaikan kalung itu di leherku, stevan memang tak pernah henti hentinya
membuatku tersenyum,setiap kali,dia selalu memberiku kejutan kejutan yang tak
terduga, dan inilah cowok impianku,tak pernah meninggalkanku,selalu ada di
sisiku dan selalu membuatku nyaman ada di dekatnya,kuterima banyak hadiah
hadiah dari stevan,hingga setiap sudut kamarku terpajang hiasan hiasan cantik
yang selalu mengingatkan ku akan dirinya,namun aku sangat menyayangkan,aku tak
pernah lagi berbagi kebahagiaan bersama sahabatku,termasuk kembalinya stevan ke
dalam hari hariku ini,hingga suatu ketika, aku dan sahabat sahabatku mengadakan
pertemuan di rumah fira,yang berada tak jauh dari stasiun kereta,kami memiliki
tugas berwawancara dengan masinis kereta,jadi kami diharuskan untuk datang ke
stasiun tersebut,pulang dari sekolah aku menanti stevan yang berjanji akan akan
mengantarkanku ke stasiun kereta sore itu,jam menunjukkan pukul 14.30. akhirnya
ku lihat kekasihku bersama motor kesayangannya menghampiriku, aku segera menaiki
motornya,hari ini aku akan memberikan kejutan besar kepada sahabat sahabatku
fikirku,,,,,,, ku rentangkan tanganku dalam keramaian kota sambil menghirup
angin bebas, ku dengar suara kekasihku melarangku merentangkan tangan karena
ini sangat bahaya,,,, lalu segera aku lingkarkan tanganku di perut stev,dank u
sandarkan kepalaku di punggungnya,ku bagai terbang berdua bersama stev,sungguh
dunia bagai milik kami berdua, hingga tak terasa motor stev telah
berhenti,namun aku masih terlelap dalam imajinasiku,kini aku tersadar saat aku
mendengar teriakan ke 3 sahabatku,setelah itu aju segera turun dari motor
stevan,
“apa
apaan kamu alea” aku binggung melihat ke 3 sahabatku dengan muka yang
menyeramkan,lalu salah satu sahabatku memberikan uang kepada stev dan menyuruh
kekasihku untuk pulang,sedangkan ke dua sahabatku menarik narik tangganku
“sadar
ya,,,,sadar,,,,,apa apaan sih loe peluk pelukan kayak tadi”
Aku tak mengerti apa maksud mereka
“maksud
kalian ini apa,kalian yang apa apaan,dia itu stev pacar aku,tega banget kalian
nyuruh stev pulang” kataku menegaskan pada mereka. Entah mengapa setelah
mendengar ucapanku mereka bertiga saing berpandangan,kemudian terjatuh lemas
ketanah sambil mengeluarkan air mata,aku terheran heran melihatnya,namun mereka
diam
“kalian
kenapa sih???” tanyaku. mereka kembali bangkit............
“al,,,,stev
uda pergi,,,,”katanya
“stev
udah kembali,tadi stev” aku tetap saja mengelak mereka
“alea...please
ya,,,,buka mata lo ya,itu tadi bukan stev,,,,,itu tukan ojek alea”
Mereka menjelaskan padaku,bahwa stevan sudah pergi,diapun juga
sempat menulis surat
untukku,, dia telah menemukan sosok kekasih baru yang lebih segalanya dari
ku,namun sahabatku tak berani memberitahukan semua kenyataan pahit ini
padaku,karna mereka tahu betapa sakitnya nanti hatiku. Dan stevan tak akan
pernah lagi kembali,air mataku bercucuran,aku masih tak sanggup menerima,bahwa
pelangiku telah meninggalkanku,telah terjadi banjir air mata di tempat
itu,kenyataan ini sanggat pahit bagiku,tak ada lagi janji manis,semua yang di
katakana stev itu palsu,seketika duniaku menjadi kelabu,aku tak bisa mengatasi
hatiku yang galau, ternyata selama ini aku tak pernah bersama stevan,dia tak
pernah kembali,semua yang aku lewati,semua kebersamaan kami dan semua
pemberiannya itu hanya imajinasi,hanyalah hayalan,hanya anggan anggan belaka
aku memilikinya,kini duniaku berhenti,namun aku masih sangat bersyukur,ku
mempunyai shabat sahabat yang sangat peduli padaku,hingga aku bisa melewati
semua cobaan yang berat ini, aku akan slalu mengenang “stevan” nama yang telah
mengajarkanku tentang cinta