Life Cycle
Hari ini
suasana kampus berbeda dari biasanya, begitu sepi,tak kutemukan batang hidung
siapapun, dari aku berjalan melewati pos satpam hingga parkiran kampusku, tiba
tiba seseorang menyapaku dari belakang, “hey,kampus hari ini libur” kata vita
temanku, aku hanya tertawa kecil sambil mengikutinya menuju ruang pendidikan.
Memang ini masih pukul 7.45, dan hari ini sudah tidak ada kuliah, namun para
mahasiswa mencari kepastian tentang hasil kerja kerasnya selama 2 minggu
sebelumnya, huft ujian yang memakan banyak waktu dan memeras otak,apalagi di
bulan puasa seperti ini rasanya amazing sekali. Aku dan vita pun duduk di depan
pendidikan,berbicara seputar nilai sambil menunggu sosok seorang yang membawa
kertas berisi angka atau huruf harapan kami menuju mading, yah disanalah tempat
penempelan nilai hasil ujian kami, yang mungkin memberi bunga mawar atau malah
bunga bangkai. Satu persatu mahasiswa mulai berdatangan dan berkumpul membentuk
grub di depan pendidikan, mirip seperti arisan ibu ibu,begitu riuh sekali. Ini
adalah hari ke 3 kami senam jantung di depan pendidikan,ekspresi mereka pun
berbeda beda saat melihat nilai yang terpampang di mading.
Ada yang tersenyum
dan bilang “Yeees”, ada yang memonyongkan bibir dan bilang “ahh aku remidi”
karena dapat nilai C, ada yang memasang muka polos,datar dan membuang muka
“lagi lagi B” akupun juga punya ekskpresi tersendiri, tiap kali ada nilai
keluar, aku berasa mules dan ngumpet di kamar mandi dengan perasaan cemas. “ Ya
Allah,aku dapat apa?aku nervouse,mules perutku,beri aku yang terbaik” setelah
temanku meneriakkan namaku dan mengatakan Lintang kamu dapat A. Bibirku kupun
dapat kutarik ke kanan dan kiri dengan seimbang.namun 2 hari lalu,aku harus
menerima kenyataan pahit bahwa aku mendapat nilai 53 untuk UAS statistikku,untuk
masalah itu aku sudah terima kenyataan tersebut, mungkin Allah punya rencana
yang lebih indah untukku, aku percaya Allah ingin aku lebih berusaha lagi agar
aku mendapat nilai yang lebih baik lagi,tidak hanya aku yang harus mengulang,
tapi temanku firda yang jenius pun juga harus perbaikan.aku dan firda saling
menyemangati satu sama lain, aku pun juga belajar lebih giat lagi selama
beberapa hari,dan aku yakin aku bisa mendapat nilai yang lebih baik lagi. Semu
aku lakikan untuk membahagiakan bapak dan ibuku, aku tau mereka berharap banget
aku dapat menjadi juara,dan merekalah semangat ku agar aku tetap
optimis,semangat dan bisa.Namun hari ini dewi fortuna tak lagi berpihak
kepadaku,siang itu aku dan sahabat sahabatku termasuk firda nongkrong di depan
ruang kemahasiswaan. Seorang teman menghampiriku “ hey, nilai perbaikan
statistik sudah keluar lo?” aku diam dan melihat ke arahnya “ nilaiku turun
bro” katanya. “Terus aku gimana nin?” tanya ku “nilai mu tambah turun lo kata
dosen” dia menjelaskan pada ku panjang lebar, mendengar itu mataku seakan
hilang arah pandang, darahku berdesir lebih kuat dan jantungku berdebar dengan
kencangnya, aku pun tak bisa menghalangi air mata yang mengumpul di mataku,
namun aku hapus dengan kerudung yang ku kenakan, aku bingung kenapa nilaiku
bisa turun. aku terus bertanya tanya kenapa
dan kenapa? Semua teman teman yang mendengar berita itu juga panik sama seperti
ku. Akhirnya kami memutuskan untuk menemui dosen kami untuk memperjelas semua,
dan yang membuat jantungku serasa berhenti, aku mendengar langsung dari mulut
dosenku bahwa nilaiku turun, aku seketika keluar dari ruang itu, tak tau apa
yang aku rasakan, aku marah,entah marah pada siapa. Aku sudah berusaha aku
sudah mencoba dan aku yakin bisa. Bukannya kita harus selalu optimis? Tapi
kenapa kenyataanya di luar harapan? Apa aku terlalu bodoh atau apa ,aku juga
tidak tahu,saat aku lihat nilai ku langsung ke dosen itu, di sana aku hanya
mendapat nilai yang sedikit sekali. saat aku keluar ruang dosen, kulihat teman
teman yang bertanya tentang hasilku, aku hanya diam dan menghapus air mataku,
mereka bertanya mengapa, aku hanya menjawab “ gag apa kok, aku nggak nanggis,
aku klilipan, ada semut ini di mataku” kata kata bohong yang tak bisa di
percayai oleh teman teman ku, beruntung sekali aku mempunyai teman seperti
mereka, menghiburku saat keterpurukanku. Aku tak bisa menahan air mataku, aku
berjalan menuju kamar mandi berdiri di depan kaca dan bicara pada diriku
sendiri. Lintang kuat,lintang tegar, namun rasa kecewaku itu tak bisa lepas
dari hatiku, entah mengapa. Aku kecewa pada diriku sendiri,apa yang salah? Aku
bingung kenapa bisa begitu, padahal aku sudah berusaha, selama ini aku selalu
menyimak teori dengan cermat,dan aku selalu aktif dalam kelas,apa yang salah?
Aku terbayang nilai itu kan menggigit hatiku, lantas bagaimana
pertanggungjawabanku kepada orang tuaku,aku yakin mereka kecewa,mereka berharap
lebih padaku,bagaimana bisa aku mengecewakan mereka?orang yang sangat aku
sayangi,hormati dan cintai.otakku menerawang ke setiap sudut, dan ku biarkan
melayang layang di angkasa,aku diam termenung mencari jawaban,seakan aku sudah
frustasi hanya karena 1 mata kuliah. namun sahabat lah yang menguatkan aku, sahabatlah
yang tak henti hentinya men support ku,mungkin memang itu yang harus ak terima,
mungkin tuhan merencanakan hal yang lebih indah dari pada itu, dan tak
selamanya kita berada di atas,hidup ini butuh suatu perputaran, seperti roda yang terus berputar,kadang berada diatas,di tengah ataupun di tengah, inilah yang ku sebut dengan life cycle.dan mungkin ini lah cara tuhan agar aku menjadi
lebih baik lagi. Aku percaya Tuhan itu adil.
No comments:
Post a Comment