Pages

2015-02-26

salah obat

Setelah ngebut nyelesein proposal karya tulis ilmiah, akhirnya aku bisa merasakan libur dirumah, walau nggak sepenuhnya libur sih, tetep aja ngurusin ini itu buat persiapan penelitian tugas akhir ku. Nih crita nya saat sore hari bokap nyuruh aku buat scan in sertifikat and ijazah nya, “ndok, hp mu bisa buat scan?” gu mikir 100x, kalo foto bisa pak, kalo scann?? Emang hp ku secanggih itu, ya kalau ada hp yang bisa scan aku nggak tau ya, perasaan sih belum ada. “nggak bisa pak” lalu aku nawarin buat scanin di luar, akirnya bokap pun setuju dengan ide ku, sebelum berangkat, bokap minta aku untuk mampir tuh ke apotik, bokap saat ini sedang sakit, kasian banget bokap sakitnya tuh di punggung, bukan encok, bungkuk pegel atau apalah, tapi bokap saat ini menderita penyakit pa to the nu alias panu. “beliin pandas ya ndok 2 di apotik” kata bokap sambil nyari nyari wadah pandas namun nggak ketemu “kok nggak ada, mesti dibuang ini sama ibu mu” katanya. Aku pun juga ikut nyari di meja “ini pak ketemu wadah nya” aku amati wadah nya dan aku inget inget. “eh masak ini ya”fikirku. Tak lupa aku catat di hp ku agar aku tidak lupa. Segera tuh aku cap cus ke apotik buat beli obat pa to the nu untuk bokap tercinta. Sampainya di apotik, gile rame banget, bakal antri lama nih aku, masak aku harus nerobos orang orang yang secara udah pada tuwir gitu, ahh  nggak mungkin,kasihan juga, akhirnya aku ngantri lumayan lama juga dah, dan sampai deh giliran aku “beli obat apa mbak?” tanya mbak mbak dengan ramah, udah cantik ramah lagi “ini mbak mau beli siladek 2” kata ku dengan senyum manis hehe kayaknya sih. “siladek yang apa mbak? Buat batuk aja atau yang flu?” doeeenkkk….. loh sejak kapan obat panu jadi obat flu fikir ku dalam hati “loh bukan obat batuk mbak, tapi obat panu” kata ku yang membuat beberapa pelayan apotik tertuju pada ku. Mereka pada melongo gitu ngelihatin aku, aku salah apa ya “loh mbak siladek itu bukan obat panu,tapi obat batuk dan flu” kata mbak itu menjelaskan, aku pun sedikit malu, eh bukanya sedikit sih, ya lumayan banyak malu lah. “ya pokok ampir sama gitu mbak namanya.kalau gitu obat panu apa mbak?” tanya ku “mau yang salep atau apa?” aku mencari sesuai permintaan bokap “ itu lo mbak yang wadahnya hijau, cair harganya sekitar 2000” aku menyebutkan dengan detail agar mbak nya dapat mengerti maksudku. Dia pun memberi ku beberapa pilihan obat pa to the no, dan akhirnya aku bisa mendapatkan sesuai selera setelah memelototin itu obat satu satu, yaitu PANDAS. Huuh sepertinya otak ku memang sedikit eror nih,ternyata yang aku catet di hp dan wadah yang aku lihat,aku baca tadi siladek bukan pandas, oon dah gue, malu malu maluuuuu.

2015-02-10

Male or Female

Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu politeknik kesehatan, banyak kesibukan sebagai mahasiswa tingkat akhir membuat ku lelah dan sedikit pusing, apalagi dengan banyak nya ujian ujian yang panjangnya kayak kereta, bergerbong gerbong, dari mulai UAS tulis, UAS praktek, ujian proposal, ujan kompetensi tulis dan praktek,belum lagi laporan laporan praktek dan revisi setelah proposal semua berbaris rapi mengiasi hari hariku. Seperti saat aku melihat kereta. Aku melihat dari gerbong satu sampai ke gerbong terakhir bergantian hingga aku pusing. Namun aku tahu kereta terebut berjalan dengan cepat sama halnya dengan ujian yang aku jalani, satu per satu akan terlewati dengan cepat walau dengan proses panjang yang membuat kami pusing atau bahkan sampai strees, yang terpenting kita bersabar,berdoa dan tentunya harus berusaha. Saat saat seperti ini selalu membuat ku lapar, sore ini aku berniat ingin membeli camilan, entah apapun yang penting aku ingin makan camilan. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari camilan, eh bukan nyari sih tapi beli laah… aku membuka tas ransel ku, mencari dompet dan mengambil STNK beserta SIM ku. Aku memandangi mereka sejenak, hmm aku teringat beberapa hari yang lalu saat aku melakukan perjalanan dari rumahku di nganjuk ke kampusku yang berada di magetan, kira kira jaraknya sekitar 75km. dengan perlengkapan yang cukup lengkap, memakai masker, sarung tangan dan perlengkapan mengemudi lainya, aku siap membawa motorku menari lincah di jalanan, untuk mengurangi rasa bosan, saat mengemudi terkadang aku juga menyanyi entah lagu islami ataupun lagu pop, aku bernyanyi dengan keras entah mereka mendengarku atau tidak aku tidak peduli, yaa anggap aja musik berjalan.