Pages

2019-12-05

Rencana Allah untuk janinku


Aku begitu bahagia saat itu, akhirnya aku pulang kesurabaya dengan membawa sertifikat kelulusan latian dasar kepemimpinan, aku tersenyum sendiri didalam pesawat, membayangkan akan bertemu dengan kekasih halal ku yang sedang menunggu kami. kami,, ya aku saat itu tengah mengandung 8 minggu, tentu suamiku begitu perhatianya padaku, setelah ini aku bisa fokus pada keluarga karna pelatihan ku telah usai, aku merasa sangat mual waktu itu, lemas sekali kurasa, tapi semua menghilang ketika melihat dia yang sabar menantiku, ya, dialah suamiku. senyumnya lebar ketika dia melihatku, dan kamipun pulang kerumah. dan aku kembali kerutinitas ku, bekerja di salah satu balai
besar disurabaya dan aku juga tengah menghadapi skripsi, mungkin hal ini agak berat buatku, lelah fisik, pikiran, tapi aku harus bisa menyelesaikan kuliah ku segera mungkin agar aku bisa fokus dengan janin ku setelah ini, memang lelah, aku harus bolak balik ke kampus, tapi aku yakin, perjuanganku tidak ada yang sia sia, tapi setelah itu aku baru menyadari, nafsu makan ku mulai menurun, aku seperti tidak ingin makan padahal sebelumnya aku mudah lapar sekali, aku berfikir mungkin ini efek kehamilan yang normal, terkadang seorang ibu bisa saja tidak nafsu makan, rasanya ingin sekali aku ke dokter minggu itu, namun belum saat nya, aku harus bersabar 2 minggu lagi. walaupun aku tidak nafsu makan aku selalu mengganti dengan makanan yang lain seperti buah, jus, roti dan cemilan lainya agar janin ku tetap mendapatkan nutrisi. hanya saja entah kenapa fikiranku jadi tidak tenang saat itu, karna dari sensitivitas payudara juga sudah tidak ada, payudaraku sudah tidak kencang dan sensitif seperti awal gejala hamil, aku sudah mulai takut, tapi aku mencoba menghilangkan fikiran itu, insya'allah janin ku sehat, itu juga yang selalu dikatan suamiku, sampai hari mendekati kontrol ku, 2 hari sebelumnya alhamdulilah aku bertambah usia, bahagia sekali, semoga nanti perkembangan janin ku yang baik adalah kado terindah dari tuhan fikirku, saat itu aku mendapat hadiah dress dari suamiku, dress nya lucu sekali aku suka, "ini bisa dipakai kan kalo perutnya besar?" tanya nya, aku mengangguk bahagia. 2 hari setelah itu kami pun ke dokter kandungan ku setelah pulang kerja, entahlah aku deg deg an sekali tapi aku optimis aku sehat, janin ku sehat, saat pengukuran berat badan, berat ku turun 1 kg, aah wajar fikirku, karena ibu hamil trimester pertama banyak yang mengalaminya. aku menunggu dokterku kira2 2 jam. setelah itu aku dipanggil, semakin deg deg an disetiap langkahku menuju ruang pemeriksaan. aku takut sekali aku di diagnosa BO atau kehamilan kosong, karena saat 6 minggu hanya terbentuk kantong, setelah ngobrol dengan dokter akhirnya aku di USG, dengan cemas aku memperhatikan layar USG, kulihat ada janin kecil disana, alhamdulilah kataku dalam hati, ternyata ada janin diperutku, bukan suatu kehamilan kosong, aku sedikit lega saat itu, namun ternyata dokter berkata "ini kok kurang baik ya" aku gugup, apa yang kurang baik dengan janin ku? "detak jantungnya tidak ada, harusnya janin nya bergerak, ini enggak, usianya janin nya juga masih sama 8 minggu, harusnya 10 minggu" seketika entah apa yang aku rasakan, aku sudah tidak tahu bagaimana hatiku hancur saat itu, aku masih menaruh harapan, aku kembali kemeja penjelasan, disitu dokter menjelaskan kepadaku dan suamiku bahwa janin tidak berkembang, kemungkinan sudah meninggal, dan observasi dulu 2 minggu, kalau 2 minggu lagi tidak sama, artinya harus diambil. suamiku banyak bertanya pada dokter, penyebab dan lainya, namun seakan pendengaranku langsung menurun saat itu, duniaku bagai runtuh, ini anak pertamaku, aku ingin dia sehat, aku ingin melihatnya lahir ke dunia, apa aku salah dengar, aku menahan air mataku saat itu, sampai saat keluar ruang dokter, kami diantar oleh suster menuju kasir, aku langsung terduduk dikursi tunggu menunggu suamiku, segera ku pakai masker ku untuk menutupi air mata yang tak bisa ku tahan lagi, semakin lama semakin deras, hingga kulihat suamiku menghampiri, dan mengajak pulang, sepanjang perjalanan aku seakan ingin berteriak, air mataku tak hentinya mengalir, aku ingin janin ku sehat, aku ingin dia berkembang, aku tau bagaimana kecewanya suamiku, tapi dia berusaha menyembunyikanya karna aku sudah down. dan aku takut semua orang kecewa terlebih mertuaku yang sangat antusias ketika aku hamil. entahlah, hanya menangis yang bisa aku lakukan saat itu, semoga ada jalan terbaik untukku, semoga kami semua sabar dan ihklas, semoga allah memberiku kepercayaan untuk mendapatkan momongan. aku tau rencana allah selalu lebih indah dari rencana manusia, aku tau allah akan memberi banyak kejutan setelah ini. aku percaya ya Allah rencanamu indah


No comments:

Post a Comment